Manajemen Keamanan Sistem Informasi


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa manajemen keamanan informasi adalah satu dari tiga bagian dalam komponen keamanan informasi menurut NSTISSC. Sebagai bagian dari keseluruhan manajemen, tujuan  manajemen keamanan informasi berbeda dengan manajemen teknologi informasi dan manajemen umum, karena memfokuskan diri pada keamanan operasi organisasi. Karena manajemen keamanan informasi memiliki tanggung jawab untuk program khusus, maka ada karakteristik khusus yang harus dimilikinya, yang dalam manajemen keamanan informasi dikenal sebagai 6P yaitu:

1. Planning
              Planning dalam manajemen keamanan informasi meliputi proses perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi untuk mencapai tujuan. Ada tiga tahapannya yaitu: (1)strategic planning yang dilakukan oleh tingkatan tertinggi dalam organisasi untuk periode yang lama, biasanya lima tahunan atau lebih, (2)tactical planning memfokuskan diri pada pembuatan perencanaan dan mengintegrasi sumberdaya organisasi pada tingkat yang lebih rendah dalam periode yang lebih singkat, misalnya satu atau dua tahunan, (3)operational planning memfokuskan diri pada kinerja harian organisasi. Sebagi tambahannya, planning dalam manajemen keamanan informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan dalam lingkungan teknologi informasi. Ada beberapa tipe planning dalam manajemen keamanan informasi, meliputi :
Incident Response Planning (IRP)
              IRP terdiri dari satu set proses dan prosedur detil yang mengantisipasi, mendeteksi, dan mengurangi akibat dari insiden yang tidak diinginkan yang membahayakan sumberdaya informasi dan aset organisasi, ketika insiden ini terdeteksi benar-benar terjadi dan mempengaruhi atau merusak aset informasi. Insiden merupakan ancaman yang telah terjadi dan menyerang aset informasi, dan mengancam confidentiality, integrity atau availbility sumberdaya informasi. Insident Response Planning meliputi incident detection, incident response, dan incident recovery. 
Disaster Recovery Planning (DRP)
              Disaster Recovery Planning merupakan persiapan jika terjadi bencana, dan melakukan pemulihan dari bencana. Pada beberapa kasus, insiden yang dideteksi dalam IRP dapat dikategorikan sebagai bencana jika skalanya sangat besar dan IRP tidak dapat lagi menanganinya secara efektif dan efisien untuk melakukan pemulihan dari insiden itu. Insiden dapat kemudian dikategorikan sebagai bencana jika organisasi tidak mampu mengendalikan akibat dari insiden yang terjadi, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan sangat besar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melakukan pemulihan.
Business Continuity Planning
                            Business Continuity Planning menjamin bahwa fungsi kritis organisasi tetap bisa berjalan jika terjadi bencana. Identifikasi fungsi kritis organisasi dan sumberdaya pendukungnya merupakan tugas utama business continuity planning. Jika terjadi bencana, BCP bertugas menjamin kelangsungan fungsi kritis di tempat alternatif. Faktor penting yang diperhitungkan dalam BCP adalah biaya.              

2   Policy
Dalam keamanan informasi, ada tiga kategori umum dari kebijakan yaitu:
·       Enterprise information security policy (EISP) menentukan kebijakan departemen keamanan informasi dan menciptakan kondisi keamanan informasi di setiap bagian organisasi.
·       Issue-spesific security policy (ISSP) adalah sebuah peraturan yang menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dari segi keamanan informasi pada setiap teknologi yang digunakan, misalnya e-mail atau penggunaan internet.
·       System-spesific Policy (SSPs) pengendali konfigurasi penggunaan perangkat atau teknologi secara teknis atau manajerial.

3   Programs
              Adalah operasi-operasi dalam keamanan informasi yang secara khusus diatur dalam beberapa bagian. Salah satu contohnya adalah program security education training and awareness. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai keamanan informasi dan meningkatkan pemahaman keamanan informasi pekerja sehingga dicapai peningkatan keamanan informasi organisasi.

4   Protection
              Fungsi proteksi dilaksanakan melalui serangkaian aktifitas manajemen resiko, meliputi perkiraan resiko (risk assessment) dan pengendali, termasuk mekanisme proteksi, teknologi proteksi dan perangkat proteksi baik perangkat keras maupun perangkat keras. Setiap mekanisme merupakan aplikasi dari aspek-aspek dalam rencana keamanan informasi.

5   People
              Manusia adalah penghubung utama dalam program keamanan informasi. Penting sekali mengenali aturan krusial yang dilakukan oleh pekerja dalam program keamanan informasi. Aspek ini meliputi personil keamanan dan keamanan personil dalam organisasi.

6   Project Management
              Komponen terakhir adalah penerapan kedisiplinan manajemen dalam setiap elemen kemanan informasi. Hal ini melibatkan identifikasi dan pengendalian sumberdaya yang dikerahkan untuk keamanan informasi, misalnya pengukuran pencapaian keamanan informasi dan peningkatannya dalam mencapai tujuan keamanan informasi.

Klasifikasi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

KLASIFIKASI MENURUT STEVEN L. ALTER


Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya menurut Steven L. Alter , 1975 adalah sebagai berikut:

· Mengambil elemen-elemen informasi.
· Menganalisis seluruh file.
· Menyiapkan laporan dari berbagai file.
· Memperkirakan dari akibat. Keputusan
· Mengusulkan. keputusan
· Membuat keputusan


Alter's taxonomy adalah klasifikasi sederhada dari DSS yang telah ditemukan dalam risetnya tahun 1975. Pengklasifikasian ini didasarkan pada operasi-operasi generik pendukung keputusan yang diperluas dari data-oriented menjadi model-oriented. Aturan alter menyatakan bahwa sebuah sistem pendukung keputusan dapat dikategorikan dalam pengertian generik dalam melakukan operasi, tergantung jenis masalah, bidang fungsional atau perspektif keputusan.



Alter (1975) mengklasifikasikan 56 DSS menjadi tujuh kategori yang berbeda. Ketujuh kategori tersebut adalah :


1. File drawer systems yang menyediakan pengaksesan terhadap detail data. contohnya adalah perlengkapan monitoring real-time, inventory reorder beserta sistem monitoringnya. Query dan reporting tools untuk mengakses OLTP atau datamart ada dalam kategori ini.


2. Data analysis systems yang mendukung proses manipulasi data dengan perangkat lunak yang telah dibuat untuk tugas khusus. Sebagai contoh analisis anggaran, dan analisis peluang investasi. Dan aplikasi data warehouse yang dikategorikan dalam sistem analisis data.

3. Analysis information systems yang menyediakan akses terhadap database yang berorientasi keputusan dan model-model kecil lainnya. Contoh peramalan penjualan didasarkan pada database pemasaran, analisis kompetitor, perencanaan dan analisis produk. Online Analytical Processing (OLAP) dan Business Intelligence (BI) termasuk dalam kategori ini.

4. Accounting and financial model-based DSS yang digunakan untuk menghitung konsekwensi dari sebuah kemungkinan. Sebagai contoh memperkirakan keuntungan yang dapat diraih terhadap suatu produk baru, break event analysis dan secara umum adalah estimasi terhadap keuntungan dan keseimbangan neraca.

5. Representational model-based DSS yang memperkirakan konsekwensi dari suatu aksi yang didasarkan pada model simulasi. Contoh model respon pasar, model analisis resiko dan simulasi peralatan produksi.

6. Optimization model-based DSS yang menyediakan solusi secara optimal dengan batasan-batasan tertentu yang dapat memandu dalam pengambilan keputusan. Contoh system penjadwalan, alokasi sumber daya dan optimasi penggunaan material.

7. Suggestion DSS based on logic models yang menjalankan proses-proses yang lebih spesifik bagi keputusan terstruktur atau tugas well-understood. Contoh perhitungan insurance renewal rate, model optimal bond-bidding dan pencatatan kredit.

 





Institutional vs adhoc


Donovan dan Madnick (1977) menunjukkan bahwa arti DSS dapat diklasifikasikan sebagai "institutional" atau "ad hoc" tergantung pada karakteristik tertentu dari keputusan yang didukung. DSS yang berhubungan dengan keputusan yang bersifat berulang dianggap institutional, sedangkan ad hoc DSS berhugungan dengan keputusan spesifik yang biasanya tidak terantisipasi sebelumnya. Menurut Donovan dan Madnick (1977), DSS institutional yang paling sesuai untuk aplikasi pengendalian operasional, sedangkan ad hoc yang paling sesuai dengan aplikasi perencanaan strategis.

Personal support, group support, atau organizational support

Hackathorn dan Keen [1981], membedakan sistem berbasis komputer dalam 3 kategori: individual, group dan organisasi.

Organizational DSS adalah sistem pendukung keputusan yang difokuskan pada tugas-tugas organisatori atau kegiatan yang melibatkan banyak proses dan pelaku, misalnya:

1. Mengembangkan Rencana Pemasaran
2. Anggaran Biaya Negara,

dimana kegiatan individual harus berjalan harmonis dan saling mendukung dengan individu yang lain. Komputer dipakai sebagai jembatan untuk komunikasi dan koordinasi disamping juga untuk membantu memecahkan masalah.



GSS v. Individual DSS


Watson [1990]: Kombinasi dari komputer dan teknologi informasi, yang dirancang untuk koordinasi dan mendistribusikan pengambilan keputusan melalui area fungsional dan layer-layer hirarkie sehingga pengambilan keputusan dapat sejalan dengan tujuan dari organisasi .

Carter [1992]: DSS yang dipakai oleh individu atau kelompok, dalam banyak workstation dalam lebih dari 1 unit organisasi yang membuat banyak keputusan yang otonom tapi saling terkait.

Sehingga secara umum, karakter dari ODSS adalah:


1. Fokus dari ODSS adalah tugas-tugas organisasi atau keputusan yang mempengaruhi banyak unit organisasi atau perusahaan
2. ODSS beroperasi dalam lintas layer hirarkie
3. ODSS melibatkan sistem berbasis komputer dan teknologi komunikasi.


Ada beberapa perbedaan antara ODSS dengan DSS yang standar


1. Case management
Case management digunakan untuk membantu user yang ingin menjalankan suatu model beberapa kali untuk pengambilan keputusan yang serupa. Case didefinisikan sebagai skenario khusus dari suatu model. Case meliputi spesifikasi dari semua input data yang digunakan dalam skenario tsb. CMS (Case Management System) melakukan 3 hal utama:



1. Berperilaku seperti sistem akuntansi untuk skenario yang dibuat oleh user, menfasilitasi pembuatan, penugasan, penyalinan, dokumentasi dan katalog dari case model.

2. Meyediakan cara yang mudah untuk memodifikasi data input dari suatu model untuk suatu skenario. Dimana perbedaan penggunaan input akan menghasilkan output yang berbeda untuk skenario yang sama.

3. Dapat memberikan perbandingan output untuk beberapa skenario yang telah dijalankan,



2. DSS aksesibel untuk banyak user pada banyak lokasi melalui Lan atau WAN


Custom made vs vendor ready made


Jika semula upaya penggunaan teknologi informasi selalu identik dengan pengembangan aplikasi dari awal yang tentunya membutuhkan waktu, saat ini konsumen cenderung untuk memilih menggunakan aplikasi-aplikasi yang telah tersedia di pasaran yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini diharapkan akan dapat meminimalkan biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam implementasi teknologi informasi.


Terdapat beberapa jenis DSS berdasarkan klasifikasi diantaranya yaitu custom made dan juga ready made :


Pengertian Custom-made yaitu
· membuat sebuah pesanan sesuai dengan spesifikasi pelanggan atau individu
· membuat khusus untuk sebuah tujuan tertentu
· suatu sistem yang dibuat sesuai dengan spesifikasi masing-masing
· suatu sistem yang dikembangkan hanya untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari satu instansi atau industri tertentu.


Beberapa ciri Custom-made System :
· butuh waktu yang relatif lama untuk pengembangan
· pengembangan dari awal
· spesifik hanya untuk industri tertentu
· setiap unit memiliki option pengembangan sendiri-sendiri dan sulit diintegrasikan
 

Pengertian Ready-made yaitu
· aplikasi telah tersedia dan siap pakai
· suatu sistem informasi yang dikembangkan oleh vendor tertentu untuk memenuhi kebutuhan dari berbagai macam proses bisnis


Beberapa ciri Ready-made System :
· aplikasi telah tersedia
· hanya diperlukan modifikasi dalam pengembangannya
· dokumentasi adalah bagian dari aplikasi
· aplikasi telah didesain secara terintegrasi
· waktu pengembangan dan implementasi relatif lebih cepat
· efisiensi dalam pemanfaatan SDM, pengguna hanya difokuskan untuk operasi dan pemeliharaan aplikasi saja
· biaya relatif lebih mahal karena sebagian besar proses pengembangan dilakukan oleh pihak vendor




SIKLUS HIDUP SISTEM (WATERFALL APPROACH)



Siklus hidup system adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup system terdiri dari serangkaian tugas yang erat yang mengikuti langkah-langkah pendekatan system. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan top-down, sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan system.


Pengelolaan Siklus Hidup


Siklus hidup system yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis system, pemrograman dan operasi.


q Tanggung jawab eksekutif


Ketika system memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya.


q Komite Pengarah SIM


Banyak perusahaan membuat komite khusus, dibawah tingkat komite eksekutif, yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek system, yakni komite pengarah. Tujuan komite tersebut memberikan petunjuk, pengarahan, dan pengendalian yang berkesinambungan terhadap penggunaan sumber daya komputer perusahaan. Komite pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama:


· Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.


· Menjadi pengendali keuangan dengan bertindak sebagai badan yang berwenang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan komputer


· Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.


q Kepemimpinan proyek


Tim proyek meliputi semua orang yang ikut serta dalam pengembangan system berbasis komputer. Sebuah tim terdiri dari pemakai, spesialis informasi, dan juga auditor internal. Auditor memastikan bahwa rancangan system memenuhi persyaratan


tertentu dalam hal akurasi, pengendalian, keamanan dan dapat di audit. Tim proyek tidak berkelanjutan dan biasanya dibubarkan ketika penerapan system selesai.




Tahap-tahap Siklus Hidup Sistem



A. Tahap Perencanaan


Keuntungan yang dapat diperoleh dari merencanakan suatu proyek CBIS:


· Menentukan lingkup proyek


· Mengenali berbagai area permasalahan potensial


· Mengatur urutan tugas


· Memberikan dasar untuk pengendalian


Langkah-langkah dalam tahap perencanaan:


1. Menyadari masalah
2. Mendefinisikan masalah
3. Menentukan tujuan system
4. Identifikasi Kendala/Batasan system
5. Membuat studi kelayakan
6. Usulan penelitian system
7. Menyetujui atau menolak penelitian proyek
8. Menetapkan mekanisme pengendalian




Memantau kemajuan proyek

Setelah jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian. Berbagai teknik dokumentasi dapat digunakan, termasuk berbagai jenis table, grafik, dan diagram.






B. Tahap Analisis

Analis sistem adalah penelitian atas system yang telah ada dengan tujuan untuk merancang system baru atau diperbarui. Langkah-langkah dalam tahap analisis:

1. Mengumumkan Penelitian Sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
5. Menyiapkan usulan rancangan
6. Menyetujui atau menolak Rancangan Proyek

C. Tahap Perancangan
Rancangan system adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh system baru. Jika system itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan. Langkah-langkah dalam tahap perancangan:


1. Merancang system yang terinci
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi system
4. Memilih Konfigurasi terbaik
5. Menyiapkan usulan penerapan
6. Menyetujui atau menolak Penerapan sistem



D. Tahap Implementasi


Implementasi menerapkan kegiatan dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu system bekerja. Langkah-langkah dalam tahap Implementasi:
1. Merencanakan penerapan
2. Mengumumkan penerapan
3. mendapatkan sumber daya perangkat keras
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak
5. Menyiapkan database
6. Menyiapkan fasilitas fisik
7. Mendidik Peserta dan pemakai
8. Menyiapkan usulan cutover
9. Menyetujui atau menolak masuk ke system yang baru
10. Masuk ke system yang baru (cutover)


F Percontohan (Pilot)
Sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi, seperti pada kantor atau daerah tertentu. Jika percontohan ini sukses, system akan diterapkan pada operasi selebihnya, dengan menggunakan salah satu dari tiga pendekatan cutover lainnya

F Serentak (Immediate)
Beralih dari system lama ke system baru pada saat yang ditentukan. Pendekatan ini layak pada system yang kecil, karena permasalahan waktu semakin besar jika skala operasi meningkat.


G Bertahap(Phased)
Sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu. Cutover bertahap lebih popular untuk system berskala besar.


H Paralel(Parallel)
Sistem lama dipertahankan sampai system baru telah diperiksa secara menyeluruh. Pendekatan ini memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi yang paling mahal karena kedua sumber daya harus dipertahankan.







Berpikir Jenius

1.Perluas kesadaran sama baiknya dengan perspektif
Pikiran jenius akan melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Mereka benar-benar mampu menempatkan dirinya benar-benar dalam posisi orang lain agar dapat mengalami suatu cara baru dalam memandang sesuatu. Dengan melakukan ini, mereka mengembangkan pengetahuan dan kesadaran terhadap dunia di sekitar mereka.
Lihatlah masalah dari berbagai perspektif yang berbeda. Kebanyakan orang hanya mengandalkan perspektif mereka sendiri, dan karena itu selalu memiliki pandangan yang sangat sempit dunia.

Anda dapat menemukan solusi baru untuk masalah dengan melihat dari berbagai perspektif yang berbeda. Menurut Einstein, "Anda tidak bisa memecahkan masalah dengan jenis pemikiran yang sama yang menciptakan itu."

Einstein menegaskan bahwa rahasia kegeniusannya adalah kemampuannya untuk melihat masalah dengan cara yang kekanak-kanakan yang imajinatif.

Untuk memperluas pandangan tentang dunia, Einstein mengembangkan kelompok mastermind bahwa ia disebut Olimpiade. Kelompok ini melakukan diskusi intensif pada topik mulai dari matematika dan fisika sebagai filosofi dan literatur.

Forum ini memberikan rangsangan yang dibutuhkan untuk berpikir tingkat tinggi dan sering digabungkan dengan perjalanan berkemah yang melibatkan hiking, berenang, dan dosis humor yang baik.

Kejeniusan tinggal pada kesadaran tingkat tinggi terhadap dunia di sekitar mereka. Mereka menerima ide-ide baru, yang memberikan mereka kesempatan yang lebih besar. Orang yang hidup dalam kenyamanan akan memiliki kesadaran rendah. pengalaman mereka setiap hari sering merupakan pengulangan dari hari sebelumnya.

Anda meraih level kesadaran yang lebih tinggi ketika anda meraih level-level baru dalam pengertian, pengalaman yang menumbuhkan pengalaman, dan menerima cara2 baru dalam berpikir.

Ketika Anda masih delapan tahun, Anda memiliki pandangan dunia yang berbeda dari yang Anda lakukan hari ini. Hal ini karena Anda sekarang tinggal di sebuah kesadaran yang lebih tinggi / kesadaran tentang dunia di sekitar Anda. Anda harus selalu berusaha mengembangkan kesadaran Anda jika Anda ingin tumbuh.

kesadaran Anda menentukan bagaimana Anda menjalani hidup.

Untuk memperluas kesadaran Anda, Anda secara konsisten harus mencari peluang untuk pertumbuhan. Carilah hubungan baru. Memperluas pengetahuan Anda. Langkah keluar dari zona kenyamanan Anda. Pengalaman hidup sepenuhnya.

2. Setelah Anda mulai mencari tujuan terbesar Anda dalam hidup, Anda juga harus bertahan
Banyak orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang gigih. Menarik sekali, banyak orang sukses dalam hidupnya yang juga adalah orang2 yang banyak mengalami kegagalan.

kegagalan adalah jalan tercepat untuk sukses. Keberhasilan yang terbesar adalah selalu didahului dengan daftar panjang kegagalan.
Thomas Edison, yang setelah 10.000 upaya menciptakan bola lampu listrik, berkata, "Aku tidak gagal. Saya baru saja menemukan 10.000 cara yang tidak akan bekerja. "
Kegagalan merupakan prasyarat untuk keberhasilan; menerimanya sebagai pengalaman belajar yang akan membawa Anda selangkah lebih dekat ke tujuan akhir Anda.

Untuk benar-benar menjadi besar, Anda tidak boleh takut gagal.

Para pemimpin dalam hidup tidak takut kegagalan. Seperti kebanyakan, Anda mungkin belajar di sekolah dasar tentang prestasi Christopher Columbus. Namun, Anda mungkin tidak tahu bahwa kemungkinan hasil perjalanannya itu penghinaan, kehancuran finansial, atau bahkan kematian. Dia membuat sebuah perjalanan, yang kebanyakan orang percaya akan menyebabkan dia jatuh dari tepi bumi.
Bahkan setelah enam minggu di laut tanpa melihat daratan, tegasnya teguh kepercayaan tujuannya. Kebanyakan orang akan menyerah pada titik ini, tapi Columbus terus. Ini adalah salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilannya.
Pertumbuhan selalu didahului oleh perubahan. Bagi kami untuk meningkatkan dan tumbuh, kita harus merangkul perubahan dan terus melangkah keluar dari zona kenyamanan lama kita kenal. Ketika kita melakukannya, kita akan menemukan bahwa kita mulai menjalani kehidupan penuh petualangan dan peluang meningkat.

3. Langkah ketiga untuk berpikir seperti jenius adalah untuk Visualisasikan!
Albert Einstein, Leonardo da Vinci, Walt Disney, Nikola Tesla, dan bahkan jenius Mozart semua berasal kreatif mereka dengan kemampuan mereka untuk memvisualisasikan.

Einstein mengatakan bahwa semua pemikiran yang paling penting dan produktif dilakukan dengan "bermain combinatory" dengan "gambar" dalam benaknya. Einstein menggunakan gambar, pola visual dan asosiasi untuk menemukan lebih banyak tentang dunia di sekitarnya.

Einstein percaya bahwa semangat belajar dan berpikir kreatif hilang dalam belajar hafalan yang ketat. Sebaliknya, ia berpaling ke imajinasi sendiri dan visualisasi.

Visualisasi merupakan alat yang sangat ampuh dalam memecahkan masalah. Sering kali jauh lebih kuat yang hanya menggunakan kata-kata atau angka.

Visual berpikir dilakukan di sisi kanan otak, menyajikan pemecahan masalah baru dan berpikir besar-gambar. Visualisasi sejalan dengan prinsip jenius berikutnya kami .

4. Imajinasi

Einstein juga mengenal rasa kekanak-kanakan dari bermain, kemungkinan, dan humor. Kemampuannya untuk tetap dalam keadaan kanak-kanak kagum dan ingin tahu adalah inti dari kejeniusannya.

Dr Jacques Hadmard menghabiskan sebagian besar hidupnya mempelajari proses berpikir ilmuwan besar dan matematikawan. Dia menemukan bahwa proses berpikir mereka ditandai tidak dengan kata-kata atau simbol matematika standar, tapi oleh citra visual.

Hal yang sama benar untuk Einstein, yang mengatakan, "Kata-kata dari bahasa, seperti yang tertulis atau lisan, tampaknya tidak berperan dalam mekanisme pikiran saya."

Ia juga menulis bahwa proses pemikirannya bukan "mengandalkan, lebih atau kurang, pada gambar yang jelas dari visual dan beberapa jenis otot."

Beberapa kalimat ini memberi kita wawasan langka menjadi salah satu pikiran terbesar. Einstein mengajarkan kita pentingnya berpikir secara visual.

Dr Marian Diamond dan rekan-rekannya di University of California di Berkeley menerbitkan makalah berjudul "Pada Otak dari Scientific: Albert Einstein" Penelitian mereka menunjukkan bahwa otak Einstein mengandung 400 persen lebih "glial" sel per neuron dari rata-rata.. Mereka juga menemukan bahwa otak adalah sangat baik dikembangkan di daerah otak yang digunakan untuk asosiasi.

Namun, kita tidak akan pernah tahu apakah otak Einstein sangat dikembangkan sebagai hasil dari proses berpikir dan merangsang lingkungan atau dari hadiah neuro-anatomis yang luar biasa?

Sebagian besar kemampuan otak kita adalah disebabkan oleh interkoneksi antar sel otak. Kita tahu sekarang bahwa interkoneksi - sel glial, dendrit, akson, dan sinapsis - dapat terus meningkat jumlahnya di seluruh perjalanan hidup seseorang.

penelitian Dr Diamond menunjukkan bahwa bermain combinatory dan stimulus lingkungan yang kaya adalah dua kunci untuk meningkatkan pikiran untuk membuat sambungan internal di dalam pikiran dari yang jenius lahir.

Banyak kreativitas Einstein ditemukan dalam kemampuannya untuk membuat hubungan asing dan tak terduga.

Einstein menciptakan istilah, "bermain combinatory". Meskipun selalu ada, Einstein menggunakan cara yang ampuh ini berpikir dalam proses berpikir sehari-hari.

Menurut Einstein, bermain combinatory adalah memilah-milah data, persepsi, dan bahan untuk datang dengan kombinasi yang baru dan berguna.

Einstein sendiri percaya bahwa Anda dapat menstimulasi berpikir cerdik dengan membiarkan imajinasi berjalan bebas, membentuk asosiasi di akan.

Einstein juga melakukan apa yang disebut sebagai pemikiran eksperimen.

Sebagai seorang pemuda, Einstein membayangkan dirinya berjalan berdampingan dengan berkas cahaya. Dia kemudian bertanya pada diri sendiri apa yang akan terlihat seperti. Ini adalah salah satu eksperimen pertama pikir.

Sebuah pikiran percobaan dilakukan dalam pikiran. Hal ini membutuhkan Anda untuk bertanya pada diri sendiri pertanyaan. Anda kemudian memvisualisasikan situasi dan melakukan semacam aksi eksperimental dan melihat apa yang terjadi. Jenis pemikiran eksperimen memberikan sebuah metode untuk memahami alam tanpa melakukan percobaan langsung di atasnya.

Coba ini dalam kehidupan Anda sendiri dengan bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:

* Apa yang akan terjadi jika kita menemukan cara untuk menggunakan 100% dari potensi otak kita?
* Apa yang kami solusi yang mungkin untuk kelaparan di dunia?
* Bagaimana Albert Einstein, Leonardo da Vinci, atau Newton pendekatan masalah ini?
* Bagaimana jika saya bisa terus tanpa batas di telapak tangan saya? (Ini telah menjadi pertanyaan yang populer di kalangan penyair pikir serta fisikawan kuantum.)
5. Kunci berikutnya, dan salah satu elemen yang paling penting, untuk jenius berpikir adalah rasa ingin tahu: keberanian untuk mengajukan pertanyaan.

Mengapa anak-anak mengajukan pertanyaan begitu banyak? Mereka secara alami ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Mereka menemukan dunia melalui pertanyaan orang lain dan diri mereka sendiri. Dalam prosesnya, mereka menciptakan neuro-asosiasi yang akan memandu masa depan mereka.

Ketika kita tumbuh tua, bagaimanapun, kita menjadi pasif untuk dunia di sekitar kita. Kami berhenti bertanya, kami kehilangan banyak keingintahuan kita, dan belajar datang berhenti menjerit-jerit.

Tanpa pertanyaan, kita tidak bisa tumbuh.

Albert Einstein pernah berkata,

"Yang penting adalah untuk tidak berhenti bertanya. Rasa ingin tahu punya alasan sendiri untuk ada. Satu tidak bisa tidak akan merasa gentar ketika ia merenungkan misteri keabadian, kehidupan, struktur realitas yang mengagumkan. Sudah cukup jika hanya mencoba untuk memahami sedikit misteri setiap hari. Jangan pernah kehilangan rasa ingin tahu yang suci. "

Socrates, Aristoteles dan Plato adalah beberapa pikiran besar pertama yang mengembangkan pentingnya pertanyaan. Metode Sokrates keseluruhan, yang merupakan cara mengajar yang tanggal kembali ke Yunani Kuno, didasarkan atas guru meminta apa pun tapi pertanyaan. Pertanyaan ini langsung fokus siswa, memungkinkan mereka untuk menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri untuk hidup.

Orang-orang sukses hanya mereka yang telah bertanya pertanyaan yang lebih baik. Alih-alih bertanya, "Bagaimana aku bisa keluar dari hutang" Mereka bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana saya bisa belajar dari pengalaman ini??"

Ketika komputer masih mengambil seluruh kamar, Bill Gates bertanya pada dirinya sendiri, "Bagaimana saya bisa mendapatkan komputer di setiap rumah tangga?"

Ketika mobil pertama kali muncul di tempat kejadian, ratusan orang mulai membangun mereka, tapi Henry Ford bertanya, "Bagaimana saya bisa besar-besaran mereka?"

Sebagai anak muda, Albert Einstein bertanya pada dirinya sendiri, "" Apa rasanya untuk menjalankan samping sinar dengan kecepatan cahaya? "

Plato percaya bahwa pertanyaan-pertanyaan yang terampil dapat menyebabkan tidak hanya pada penemuan geometri, sains, dan filsafat, tetapi juga dengan realisasi kebajikan, keadilan, keindahan dan kebenaran.

Mulailah bertanya pada diri sendiri dan orang lain memberdayakan pertanyaan. Mengembangkan rasa ingin tahu yang terikat. Praktek bertanya-tanya.

6. Anda menjadi apa yang Anda pikirkan.

Perhatikan sekarang ketika kami datang atas prinsip keenam yang mengarah ke jenius. Ini adalah Hukum Attraction, yang mengatakan Anda menjadi apa yang Anda pikirkan.

Hukum Daya Tarik mengatakan bahwa apa yang Anda pikirkan, Anda hasilkan. Oleh karena itu, Anda menjadi apa yang Anda pikirkan. Selain itu, Anda juga menarik apa yang Anda pikirkan.

Dengan kata lain, Pikiran Menjadi Things.

Hidup Anda adalah manifestasi fisik dari pikiran-pikiran yang berlangsung di kepala Anda.

Michael Jordan difokuskan pada menyempurnakan setiap aspek dari permainan. Keinginan ini pasti berubah kelemahannya menjadi kekuatan dan membuatnya salah satu pemimpin terbesar di basket.

Wrigley pikirannya terkonsentrasi pada produksi dan penjualan paket lima persen dari permen karet dan berbalik ini satu ide untuk jutaan dolar.

Edwin C. Barnes memiliki hasrat yang membara untuk masuk ke bisnis dengan Thomas Edison. Dia terfokus pada dirinya sendiri sepenuhnya keinginan ini sampai akhirnya sampai berbuah dan ia pensiun, sementara masih muda, dengan uang lebih dari yang dibutuhkan.

Lincoln pikirannya terkonsentrasi pada membebaskan budak dan menjadi Presiden Amerika terbesar kita saat melakukannya. Gillette berkonsentrasi pada pisau cukur keselamatan, memberikan seluruh dunia "close bercukur" dan membuat dirinya multijutawan.

George Eastman Kodak berkonsentrasi pada ide dan membuat dia menghasilkan uang sambil membawa banyak kesenangan untuk jutaan orang.

Wright Bersaudara berkonsentrasi pada pesawat dan menguasai udara.

Bill Gates berkonsentrasi pada komputer pribadi, sekarang PC ditemukan di rumah hampir setiap untuk membantu mendidik, menghibur dan memperkaya kehidupan orang.

Semua orang-orang ini juga mahir dalam UU Attraction.

Ada bukti bahwa hukum tarik-menarik ini juga digunakan oleh Einstein, Beethoven, dan bahkan Yesus. Kekuatan sama tersedia untuk Anda. Bahkan, Anda mengalami Hukum Attraction saat ini apakah kau tahu itu atau tidak. Hal ini karena hukum tarik-menarik selalu bekerja. pengalaman hidup Anda sejalan dengan pikiran yang berada dalam pikiran Anda.

Anda menciptakan realitas Anda sendiri. Apa yang Anda pikirkan, Anda hasilkan. Apa yang Anda emosional dalam pikiran, Anda hasilkan dalam kenyataannya.

Penelitian baru-baru ini dalam mendukung undang-undang ini. Sebagai contoh, penelitian telah menunjukkan bahwa optimisme optimis menikmati kesehatan yang lebih baik, kebahagiaan yang lebih besar, lebih sukses dalam hidup, dan kehidupan yang lebih panjang. optimis ini berfokus pada keberhasilan dan meminimalkan kegagalan mereka.

Pesimis, di sisi lain, pengalaman penyakit jauh lebih, depresi, dan jangka hidup yang lebih pendek.

Apa yang Anda fokuskan dengan pikiran dan perasaan adalah apa yang Anda menarik ke dalam hidup Anda.

Latihan-latihan ini jenius hukum yang sama dalam kehidupan sehari-hari mereka. jenius mengharapkan keberhasilan dan menempatkan iman lengkap dalam tujuan mereka. Mereka mengharapkan lebih dari kehidupan dan karena itu, mereka menerimanya.

Anda dapat melakukan hal yang sama. Mengharapkan sukses dan bertahan sampai Anda telah menemukannya.

7. Langkah terakhir dan akhir dalam berpikir seperti jenius adalah untuk Have Fun!

Tidak ada orang yang telah mencapai kesuksesan besar dengan melakukan apa yang mereka benci. Pablo Picasso pernah berkata, "Ketika saya bekerja saya santai; melakukan apa-apa atau pengunjung menghibur membuat saya lelah."

Selain itu, Dale Carnegie mengatakan, "Orang jarang sukses kecuali mereka bersenang-senang dalam apa yang mereka lakukan."

Orang-orang yang paling sukses dalam hidup mendapatkan pekerjaan yang mengilhami dan menggairahkan mereka.

Aku akan meninggalkan Anda dengan sebuah puisi pas Nasrani D. Larson:

Ketika Anda bekerja hanya untuk diri sendiri atau untuk keuntungan pribadi Anda jarang pikiran Anda akan naik di atas keterbatasan kehidupan pribadi belum berkembang, tetapi bila Anda terinspirasi oleh beberapa tujuan besar, beberapa proyek yang luar biasa, semua pikiran Anda istirahat batas; pikiran Anda melampaui keterbatasan ; kesadaran Anda meluas ke segala penjuru, dan Anda menemukan diri Anda dalam dunia baru, sebuah dunia yang besar, sebuah dunia indah; kekuatan aktif, fakultas dan bakat menjadi hidup, dan Anda menemukan diri Anda untuk menjadi orang yang lebih besar jauh daripada yang pernah Anda bermimpi diri Anda menjadi "-. Larson D. Kristen, Bisnis Psikologi, 1912

UNDERSTANDING UML DIAGRAM


UML memperbolehkan orang untuk mengembangkan beberapa tipe visual diagram untuk merepresetasikan aspke-aspek dari sistem. Rational Rose mendukung tugas-tugas dalam pengembangan sistem tersebut.

Business Use Case diagram
- Dilihat sebagai perpektif organisasi
- menggambarkan fungsi-fungsi yang disediakan organisasi secara keseluruhan
- tidak membedakan antara proses manual dan otomatis

Business Use Case Diagram for a financial instituion


Use Case diagram
-         menunjukan interaksi antara use case dengan actor
-         merepresentasikan fungsionalitas sistem dari perspektif user
-        actor menyediakan dan menerima informasi dari sistem
-    use case berfokus hanya pada automated process




Activity diagram
-          sama dengan statechart diagram
-          aktivitas digambarkan dengan rounded rectangle
-          decision digambarkan dengan diamond
-          objek digambarkan bujur sangkar
-          diagram ini mungkin terbagi ke beberapa swimlanes





Sequence diagram
-          menggambarkan aliran dari fungsi dalam use case
-          setiap pesan dilewatkan melalui aktor dan objek, objek dan objek
-          menunjukan objek bukan class
-          sequnce dipakai oleh semua stackholder





 
Collaboration diagram
-          menunjukkan informasi yang sama seperti sequence diagram. Tapi dengan cara dan tujuan yg berbeda.
-          Objek digambarkan dengan rectangle
-          Tanpa melihat waktu, sperti sequence diagram
-          Lebih mudah digunakan oleh QA engineer dan system engineer





Class diagram
-          Menunjukan hubungan class dalam suatu diagram
-          Class adalah blueprint bagi objek
-          Class dibuat berdasarkan sequnce atau collaboration diagram



Statechart diagram
-          Menggambarkan behavior dinamic , kalo class static
-          Menunjukan perilaku dari objek
-          Menyatakan kondisi dari objek, misal untuk account bank, bisa tertutup, terbuka, atau ditarik
-          Tanda bracket sebagai guard condition
-          Dibuat hanya untuk dokumentasi



Component Diagram

 Deployment Diagram





EKONOMI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI NEGARA ASIA

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang relatif cepat dewasa ini telah mempengaruhi perkembangan perekonomian dunia. Pada kurun waktu 1999 sampai 2000, negara-negara sedang berkembang di wilayah asia pacific, termasuk Indonesia menunjukkan bahwa difusi teknologi informasi berkorelasi positif cukup kuat dengan tingkat pendapatan per kapita (Kim, 2004). Secara luas layanan teknologi informasi tersebut mencakup penggunaan fasilitas berbasis telekomunikasi seperti : (1) internet dan teknologi bergerak (mobile technology), (2) layanan telokomunikasi bernilai tambah seperti komunikasi melalui komputer pribadi dan layanan data, (3) layanan siaran seperti TV, radio, dan satellite broadcasting. Kondisi teknologi informasi di Indonesia relatif tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Ketertinggalan teknologi itu sendiri bisa dilihat dari ketersediaan infrastruktur teknologi informasi, jumlah komputer yang dimiliki perusahaan, atau akses internet. World Bank melaporkan profil pamanfaatan information and communication technology (ICT) di Indonesia, yaitu rasio jumlah komputer 9.9 per 1000 penduduk, sambungan telpon 91 per 1000 penduduk, jumlah internet host 0.8 per 10 000 penduduk dengan pengguna internet sebanyak 2 juta orang (Anonim, 2002). Investasi dibindang ICT tercatat sebesar US$ 3,54 Milyar atau 2.2 persen terhadap PDB dengan ICT per kapita sebesar US$ 16.6. Jika menggunakan indeks pengembangan ICT yang dikembangkan oleh UNCTAD-PBB (2003), Indonesia menduduki ututan ke 77 dari 171 negara. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih dibawah Singapura yang menempati urutan 14, Brunei urutan ke-40, Malaysia urutan ke-43, dan Filipina urutan ke-113. Apakah ketertinggalan penggunaan teknologi informasi tersebut berhubungan dengan ketertinggalan pertumbuhan ekonomi dan aspek sosioekonomi lainnya? Apakah penggunaan teknologi informasi selalu menjadi jaminan peningkatan produktifitas dan kinerja, baik pada skala ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan penelitian (research question) yang banyak dikaji pada berbagai penelitian. Makalah ini akan dititik beratkan pada hubungan antara teknologi informasi dan komunikasi dengan beberapa variabel yaitu pendapatan per kapita, angka kemiskinan, nilai tambah sektor industri dan jasa, serta indeks pengembangan sumber daya manusia. Makalah ini merupakan hasil penelitian yang mengkombinasikan antara kajian meta-analysis dan analisis deskriptif mengenai pengaruh teknologi informasi pada tingkat ekonomi makro pada sejumlah negara di Asia. Datanya berupa berbagai indikator ekonomi makro dan teknologi informasi dan komunikasi yang dipublikasikan oleh beberapa lembaga international seperti Asian Development Bank, Worldbank, UNCTAD-PBB, dan International Telecommunication Union (ITU). INDIKATOR TIK OECD mendefinisikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, selanjutnya disebut TIK, sebagai rangkaian kegiatan yang difasilitasi peralatan elektronik yang mencakup pengolahan, transmisi, dan penyajian informasi. TIK merupakan konvergensi dari tiga wilayah yaitu teknologi informasi, data dan informasi, serta masalah-masalah sosioekonominya. PBB melalui UNCTAD membuat indeks pengembangan ICT yang diukur berdasarkan 4 dimensi yaitu keterhubungan (connectivity), akses (access), kebijakan (policy), dan penggunaan (diffusion). Dimensi keterhubungan menggunakan 4 indikator yaitu internet host per kapita, jumlah komputer per kapita, sambungan telpon per kapita, dan pengguna handphone per kapita. Dimensi akses menggunakan 4 indikator yaitu pengguna internet per kapita, persentase penduduk yang melek-huruf terhadap populasi (literacy), Produk Domestik Bruto per kapita, dan biaya telpon lokal. Dimensi kebijakan menggunakan 4 indikator yaitu ketersediaan internet exchange, kompetisi pada telekomuniasi lokal, kompetisi pada telekomunikasi lokal-jarak jauh, dan kompetisi pada pasar penyedia layanan internet (internet service provider). Sedangkan dimensi penggunaan menggunakan 2 indikator yaitu kuantitas telpon tujuan luar negeri (international outgoing traffic) dan dari luar negeri (international incoming traffic) dalam hitungan menit per kapita. Nilai indeks tersebut berkisar dari 0 (terendah) sampai 1 (tertinggi) yang dihitung sebagai indeks relatif terhadap nilai maksimum dan minimum yang dihasilkan negara-negara pada setiap indikator tersebut. Lembaga lain, yaitu The Economist bekerja sama dengan IBM Institute for Business Value mengeluarkan E-readiness ranking untuk tahun 2004. Indonesia memperoleh nilai keseluruhan sebesar 3.39 atau menempati ranking ke-59 dari 64 negara yang disurvey. Ranking Indonesia tersebut lebih rendah dibandingkan Singapura yang menempati urutan ke-7, Malaysia ke-33, Thailand ke-43, Filipina ke-49; dan hanya 1 tingkat lebih tinggi dibandingkan Vietnam yang menempati urutan ke- 60. Networked Readiness Index (NRI) dikembangkan oleh Center for International Development (CID) di Harvard University. NRI didefinisikan sebagai derajat sebuah komunitas siap untuk berpartisipasi dalam dunia terhubung jaringan (networked world). Nilai NRI Indonesia adalah 3.24 dan menempati urutan ke-59 dari 75 negara yang disurvey. Sedangkan World Economic Forum mengambangkan indikator yang disebut Growth Competitiveness Index (GCI). GCI didasarkan pada 3 pemikiran utama yaitu (a) proses partumbuhan ekonomi dapat disimpulkan menjadi tiga mekanisme yang mencakup lingkungan ekonomi makro, kualitas institusi public, dan teknologi, (b) inovasi versus imitasi, dan (c) negara yang berbeda dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda. Untuk GCI tahun 2003, Indonesia menempati ranking ke-72 dari 102 negara untuk nilai total. Sedangkan untuk per komponennya berturut-turut adalah urutan ke-64 untuk index lingkungan ekonomi makro, ke-76 untuk indeks instutusi public, dan ke-78 untuk indeks teknologi.


TIK DAN INDIKATOR EKONOMI
Bakos (1996) menyebutkan bahwa berbagai studi telah dilakukan untuk menganalisis dampak produktifitas dari investasi teknologi informasi, baik pada macro-level maupun pada firm-level. Beberapa penelitian mengenai dampak teknologi informasi terhadap produktiftas banyak menggunakan fungsi produksi, diantaranya adalah Brynjolfsson dan Hitt (1995), Dewan dan Kraemer (1998), serta Brynjolfsson dan Hitt (2003). Dewan dan Kraemer (1998) mengestimasi fungsi produksi yang menghubungkan input IT dan non IT ke GDP output dengan menggunakan data panel dari 36 negara antara tahun 1985 sampai 1993. Model penelitiannya dikembangkan dari fungsi produksi antar negara. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal investasi di bidang teknologi informasi pada negara maju adalah positif dan signifikan, sedangkan pada negara berkembang tidak signifikan.
Avgerou menyatakan bahwa keterbatasan TIK diyakini sebagai faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap semakin lebarnya kesenjangan antara negara maju dengan dengan Negara berkembang seperti ditunjukkan oleh berbagai indikator ekonomi sosial dunia. Kajian teknologi informasi dan komunikasi dari perspektif ekonomi makro telah dilakukan oleh Papageorgiou (2000), yang menjelaskan model atau teori pertumbuhan yang ditentukan oleh kombinasi modal sumber daya manusia dan adopsi teknologi. Model terdiri dari 2 bagian yaitu model untuk negara yang sudah maju teknologinya dan negara yang sedang berkembang. Model memprediksi bahwa negara berkembang mempunyai kesempatan untuk mencapai pertumbuhan tinggi melalui adopsi teknologi jika kesenjangan teknologinya relatif dekat ke technology frontier. Sedangkan untuk negara yang relatif masih jauh ke technology frontier, prediksi model ini lebih pesimis dibandingkan teori pertumbuhan neo klasik. Dewan dan Kraemer (1998) menyebutkan bahwa return of IT-capital investament pada negara maju adalah positif dan signifikan, sedangkan pada negara berkembang tidak signifikan.
Penelitian Comin dan Hobijn (2003) di 23 negara untuk periode 1788-2001 menunjukkan bahwa untuk bentuk teknologi menunjukkan korelasi positif antara laju adopsi teknologi dengan GDP per capita, termasuk diantaranya dampak penggunaan personal computer. Beilock dan Dimitrova (2003) meneliti hubungan antara jumlah pengguna internet per 10,000 penduduk dengan GDP per kapita, infrastruktur, dan faktor non ekonomi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa GDP per kapita merupakan determinan yang paling penting terhadap jumlah pengguna internet.
Sektor jasa merupakan unsur penting, baik sebagai input untuk pertumbuhan maupun untuk akuisisi inovasi (Maggi and Padoan, 2003). Shu (2001) melihat pengaruh investasi terhadap produktifitas dengan mengkaitkannya dengan migrasi tenaga kerja dari sektor produksi ke sektor informasi. Dengan analisis runtut-waktu dari tahun 1960 – 1998 dilakukan analisis untuk melihat hubungan produktifitas tenaga kerja dengan persentase tenaga kerja sektor informasi terhadap total tenaga kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja di sektor informasi maka semakin menurun produktifitas tenaga kerja dan peningkatan tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan komposisi tenaga kerja pada tahun sebelumnya; semakin meningkat investasi IT maka akan meningakatkan persentase pekerja di bidang IT; Investasi IT memberikan kontribusi pada peningkatan produktifitas tenaga kerja (bersama dengan varibel persentase migrasi tenaga kerja). Sedangkan Kraemer and Dedrick (1993) meneliti hubungan antara investasi teknologi informasi dan komunikasi sebagai persentase dari GDP dengan berbagai variabel ekonomi makro, diantaranya adalah struktur ekonomi yang diukur dengan kontribusi sektor jasa terhadap GDP. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya korelasi kuat dan positif antara kontribusi sektor jasa dengan investasi teknologi informasi.
Konsep digital divide yang menunjukkan kesenjangan tingkat penggunaan teknologi antara negara maju dan negara berkembang, atau antara satu komunitas tertentu dengan komunitas lainnya, menimbulkan anggapan bahwa penguasaan teknologi berhubungan dengan kemiskinan. ADB mendefinisikan kemiskinan sebagai keterbatasan harta dan kesempatan dasar dimana setiap orang berhak memilikinya. Flor (2001) menyatakan bahwa ada empat paradigma yang bisa digunakan untuk menganalisis kemisikan, yaitu paradigma teknologis, paradigma ekonomi, paradigma structural, dan paradigma cultural. Paradigma teknologis menyatakan bahwa penyebab utama kemiskinan adalah keterbatasan ketrampilan teknologi di negara-negara berkembang. Menurut Quibria dan Tschang (2001), TIK memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui dua cara, yaitu langsung dan tindak langsung. Pengaruh langsung mencakup (a) informasi mengenai pasar, peluang, dll, (b) kesempatan kerja, (c) ketrampilan dan pendidikan, (d) pemeliharaan kesehatan, (e) pemberian layanan pemerintah, dan (f) pemberdayaan. TIK juga bias meningkatkan kesejahteraan secara tidak langsung melalui pertumbuhan (ekonomi) yang cepat, yang memberikan trikledown effect terhadap perbaikan pendapatan dan kesempatan kerja.
Beilock dan Dimitrova (2003) menyatakan bahwa semakian tinggi pendapatan per kapita yang mendorong semakin tingginya pengguna internet disebabkan oleh dua alasan. Pertama, ketika pendapatan individual meningkat, maka individu tersebut mampu memperoleh barang dan jasa tambahan, termasuk akses internet. Kedua, pendapatan yang tinggi secara umum berhubungan dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang memungkinkan untuk memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi internet. Jadi TIK berhubungan erat dengan pengembangan sumber daya manusia. UNDP (2004) melaporkan bahwa pola hubungan antara berbagai indicator TIK dengan indikator yang terkait dengan pendapatan dan indeks pengembangan SDM semakin meningkat pada tahun-tahun pertama di abad 21 ini. Peningkatan hubungan yang sangat menarik terjadi antara penggunaan computer pribadi (PC) dengan pendapatan per kapita dan indeks pengembangan SDM. Indeks pengembangan SDM untuk Negara-negara berkembang cenderung meningkat dari tahun 1975 sampai 2001, termasuk Indonesia.
PENDAPATAN, INVESTASI, EKSPOR DAN IMPORT
Negara-negara pengguna TIK yang tinggi mengeluarkan biaya investasi di bidang telekomunikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara dengan penggunaan TIK yang rendah. Hubungan antara investasi di bidang telekomunikasi dengan pendapatan per kapita secara grafis dapat dilihat pada dibawah. Negara dengan nilai investasi tertinggi adalah Israel sebesar US$ 219 per kapita dan terendah adalah Bangladesh sebesar US$ 0.59 dengan nilai rata-rata untuk 30 negara Asia sebesar US$ 47.18.








Investasi di bidang telekomunikasi dan pendapatan per kapita
Pada negara-negara dengan nilai investasi telekomunikasi per kapita di bawah US$ 50, terlihat bahwa hubungan antara investasi per kapita dengan pendapatan per kapitanya menunjukkan pola hubungan linear yang lebih kuat dibandingkan dengan dengan negara-negara dengan investasi telekomunikasi per kapita di atas US$ 50. Hasil analisis korelasi dan persamaan regresinya juga menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut bisa diprediksi secara signifikan dengan model linear, sedangkan pada Negara-negara dengan investasi telekomunikasinya di atas US$50, model linearnya tidak signifikan.
Cina dan India tergolong negara yang memiliki pendapatan dan investasi telekomunikasi yang tinggi walaupun untuk indikator TIK-nya tergolong rendah. Dengan beban jumlah penduduk sangat besar, kedua Negara tersebut memang akhirnya memiliki investasi per kapita yang lebih rendah dibandingkan rata-rata Asia.
Cina juga tergolong 5 besar pengekspor telekomunikasi di Asia bersama Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Kelima Negara tersebut juga merupakan net-exporter terbesar di Asia. Sedangkan negara Asia lainnya tergolong sebagai net-importir, kecuali Israel. Tiga Negara ASEAN lainnya termasuk dalam 10 besar pengekspor yaitu Thailand, Filipina, dan Indonesia walupun ketiganya tergolong sebagai net-importir. Gambaran perkembangan ekspor dan impor di bidang telekomunikasi untuk 10 negara teratas dapat dilihat selengkapnya pada Gambar 4b di bawah ini.








Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa tiga indikator TIK, yaitu jumlah komputer, pengguna internet, dan jumlah internet host, mempunyai hubungan yang sangat signifikan dan positif dengan pendapatan, investasi, ekspor, dan impor di bidang telekomunikasi. Indikator jumlah pengguna internet menunjukkan nilai korelasi yang lebih tinggi dengan penerimaan dan investasi per kapita dibandingkan indikator pengguna internet dan jumlah internet host. Untuk hubungannya dengan nilai ekspor telekomunikasi, indikator jumlah komputer menunjukkan nilai korelasi yang lebih tinggi dibandingkan pengguna internet dan jumlah internet host. Sedangkan indikator jumlah internet host menunjukkan nilai korelasi yang lebih tinggi untuk hubungannya dengan nilai impor telekomunikasi.
TIK DAN STRUKTUR EKONOMI
Struktur ekonomi suatu Negara juga menunjukkan hubungan dengan indikator TIK. Negara yang nilai tambah sektor pertaniannya relatif lebih besar dibandingkan sektor industri dan jasa justru menunjukkan indikator TIK yang tergolong rendah. Kecenderungan hubungan antara indikator TIK dan struktur ekonomi secara grafis dapat dilihat pada Gambar dibawah Singapura, Hongkong, dan Jepang yang mempunyai jumlah komputer per 100 penduduk tergolong sangat tinggi di Asia, nilai tambah sektor pertaniannya adalah dibawah 2 persen dari PDB-nya. Sedangkan sektor jasanya justru menunjukkan nilai di atas 60% untuk ketiga negara tersebut.
Pola yang sama juga berlaku untuk indikator jumlah pengguna internet per 1000 penduduk, walaupun ada beberapa pengecualian untuk beberapa negara. Untuk kelompok negara yang nilai tambah sector jasanya berkisar antara 40 sampai 60%, dua negara ASEAN, yaitu Malaysia dan Thailand, tergolong mempunyai jumlah pengguna internet yang lebih tinggi dibandingkan negara lainnya, bahkan lebih tinggi dibandingkan Yordania yang nilai sector jasanya diatas 60%. Sedangkan untuk kelompok Negara yang nilai tambah sektor jasanya di bawah 40%, Cina mempunyai jumlah pengguna internet per 1000 penduduk yang tertinggi.
Jumlah pengguna internet per kapita di Cina bahkan lebih tinggi dibandingkan 9 negara lainnya yang mempunyai nilai tambah sektor jasa antara 40-60%, 5 negara diantaranya berada di wilayah Asia Selatan yaitu India, Pakistan, Bangladesh, Srilanka, dan Nepal.